Pelukan Penuh Air Mata dan Nasihat yang Menyentuh
Irfan Hakim mengenang momen saat ia menjenguk Mpok Alpa di Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta. Pertemuan itu menjadi kali terakhir mereka berinteraksi secara langsung. Kala itu, Mpok Alpa sedang beristirahat. Kedatangan Irfan dan Anwar BAB membawa serta pisang goreng, makanan kesukaan Mpok Alpa.
“Pas datang dia lagi tidur, yang gue bawa pisang goreng karena dia mau. ‘Mpok’,” kenang Irfan. Begitu Mpok Alpa terbangun dan melihat kedatangan sahabatnya, air mata haru langsung membasahi pipinya. Pertemuan itu, yang seharusnya dipenuhi dengan tawa, justru berubah menjadi momen penuh tangisan. Irfan mengakui ia pun tak kuasa menahan air matanya, namun berusaha menyembunyikannya dari sang sahabat.
“Kan gue enggak mau dia lihat gue menangis,” tutur Irfan. Ia bahkan sengaja berdalih matanya perih karena debu di rumah sakit. Namun, respons Mpok Alpa jauh dari yang ia duga. Di tengah kondisi sakitnya, Mpok Alpa justru menasihati Irfan dan Anwar untuk selalu menjaga kesehatan. Nasihat sederhana ini menunjukkan betapa besar kepedulian Mpok Alpa terhadap orang-orang di sekitarnya, bahkan ketika dirinya sendiri sedang berjuang.
Profesionalisme yang Menginspirasi di Balik Rasa Sakit
Irfan Hakim juga membagikan kisah lain yang membuat ia sangat kagum pada sosok Mpok Alpa, yakni tentang profesionalismenya. Meskipun sudah berjuang melawan penyakit kanker selama tiga tahun, Mpok Alpa tetap total dalam bekerja. Irfan menceritakan, pernah suatu kali Mpok Alpa merasa nyeri hebat saat syuting, namun dengan sekuat tenaga ia menahan rasa sakit itu.
“Dia kan baru pengobatan. Terus dia ngomong, ‘Auw, sakit banget.’ Dia sakit dan perih, katanya,” ujar Irfan. Namun, begitu kamera menyala, Mpok Alpa langsung mengubah ekspresinya menjadi ceria dan seolah-olah tidak terjadi apa-apa. “Ketika kamera on, dia tidak mau terlihat sakit sama sekali. Bahkan ketika itu dia beneran pas balik badan, ‘Auw’ gitu. Aduh, dia selalu profesional kalau kerja,” lanjutnya.
Sikap tegar Mpok Alpa ini juga terlihat saat ia harus kehilangan rambutnya akibat pengobatan. Alih-alih bersedih, ia justru dengan santai membagikan kondisinya kepada Irfan. Momen ini membuat Irfan semakin merasa kasihan sekaligus kagum akan ketegaran sang sahabat. Mpok Alpa bahkan tak ragu menunjukkan kepalanya dan meminta Irfan untuk memegang rambutnya yang baru tumbuh, menunjukkan semangat hidup yang luar biasa.
Pesan Terakhir dan Kebaikan yang Tak Terungkap
Mpok Alpa juga dikenal sebagai sosok yang tidak ingin merepotkan orang lain. Selama ini, ia memilih untuk merahasiakan penyakitnya dari publik. Hanya beberapa sahabat dekat seperti Irfan Hakim dan Raffi Ahmad yang mengetahui perjuangannya.
“Selama ini dia enggak mau ngerepotin, jadi selalu ngerahasiain kankernya,” ungkap Raffi Ahmad. Kebaikan dan ketulusan Mpok Alpa juga diungkapkan oleh Irfan Hakim, yang menyebut almarhumah memiliki amal baik yang jarang diketahui orang, salah satunya kebiasaan rutin menyumbangkan Al-Qur’an.
Banyaknya masyarakat yang memadati acara tahlilan tujuh hari wafatnya Mpok Alpa menjadi bukti nyata betapa almarhumah adalah sosok yang dicintai dan membawa banyak kebaikan bagi sekitarnya. Irfan dan Anwar BAB bahkan merasa merinding melihat lautan manusia yang hadir.
Irfan Hakim sendiri masih merasa kepergian Mpok Alpa seperti candaan. Namun, ia menyadari bahwa semua sudah menjadi takdir Tuhan Yang Maha Esa. Kini, yang bisa ia lakukan hanyalah mendoakan Mpok Alpa. “Kenyataannya sudah seperti ini. Ya kita tinggal mendoakan, semoga almarhumah ditempatkan di sisi terbaik Allah SWT,” pungkasnya.
Kenangan Irfan Hakim terhadap Mpok Alpa ini tidak hanya menjadi penghormatan terakhir, tetapi juga pengingat bahwa di balik tawa seorang komedian, ada perjuangan dan ketegaran yang tak terduga. Kisah ini mengajarkan kita tentang arti profesionalisme, ketulusan, dan kekuatan jiwa dalam menghadapi cobaan. Untuk membaca artikel menarik lainnya seputar dunia hiburan dan selebriti, Anda bisa mengunjungi selebritihits.com.
